Wanita dan pria yang sedang jatuh cinta, dan mengabaikan semua nasihat, harus memperhatikan pertengkaran suami istri, yang dulunya saling juga jatuh cinta. Karena kurangnya persahabatan, 2 jiwa yang sangat berbeda, yang
kemudian menyatukan hati untuk hidup bersama, berubah dari suasana yang
indah karena cincin pernikahan, menjadi suasana yang panas seperti di
ring tinju. Semoga kita terhindar dari pasangan yang natinya akan menjadi lawan
tinju kita, atau kalau tidak.. kita bisa melunakkan pasangan kita yang
tadinya sekeras Mike Tyson menjadi selunak Cassanova.
Cinta itu bertahan sekitar maksimal 6 bulan. Setelah itu kalau tidak
dipupuk dengan persahabatan, tidak akan berubah menjadi kasih sayang. Ketika cinta tidak berubah menjadi kasih sayang, maka terlihatlah segala yang tidak terlihat ketika kita dibutakan oleh cinta. Hati-hati dengan awalnya kita jatuh cinta pada pasangan. Ketika kita
sedang jatuh cinta dan dibutakan oleh cinta, semuanya akan terlihat
indah dan cantik. Jika kita melihat pasangan kita cantik karena kita sedang jatuh cinta
padanya, maka ketika kita sudah tidak cinta lagi, kecantikan itu akan
hilang.
Maka cintailah seseorang karena kecantikannya; hanya saja kecantikan itu bukan dari wajah saja, tapi juga kecantikan hati dan perilakunya.
Nasihat mengenai pernikahan, paling tidak dibutuhkan sebelum menikah.
Nasihat pernikahan paling dibutuhkan setelah menikah, karena banyak
orang yang mengabaikan nasihat karena sedang dilumpuhkan oleh cinta.
Jadi sebetulnya cinta tidak buta, hanya melumpuhkan logika.
Cara terbaik menghindari pertengkaran dalam pernikahan adalah tidak menikah.
Karena ketika kita sedang jatuh cinta kita siap tampil hanya yang
terbaik; karena waktu pacaran / PDKT kita tampil disaat kita paling
baik. Kebalikannya setelah menikah, semua yang tadinya tidak terlihat, menjadi terlihat sangat jelas oleh pasangan kita. Jadi sangat wajar kekecewaan itu terjadi setelah pernikahan. Belum
lagi pernikahan itu dititipi pesan gengsi orang tua, untuk pesata
semewah mungkin, walaupun dengan hutang.
Jadi masalah dalam pernikahan itu tidak bisa dihindari.
Bukan masalah dalam pernikahan yang anda hindari, tapi jadilah pribadi
yang lebih indah dan lebih hebat karena banyaknya masalah. Untuk itu pernikahan itu bukan untuk sempurna-sempurnaan, pernikahan itu untuk menyempurnakan kedamaian dan kebahagiaan diatas semua masalah.
Kehidupan ini bukan masalah beban, tetapi masalah kita memikulnya.
Keharusan membangun pernikahan yang indah itu diharapkan Tuhan. Tetapi
kalau terjadi kesalahan dalam pernikahan itu, itu pasti karena caranya.
Apabila Anda ingin dilihat penting oleh pasangan Anda, maka jadikanlah dia terpenting bagimu.
Kita lebih mudah marah kepada orang yang kita cintai, karena kita
menganggap semua yang kita harapkan sudah dimengertinya. Tetapi
pertanyaannya “Apakah anda betul-betul mencintainya, kalau anda demikian mudah marah kepadanya?”.
Maka sayangi dan manjakan pasangan anda, karena dia berhak untuk disayangi.
Tidak ada hubugan antara kualitas pernikahan dengan panjang atau
pendeknya masa pacaran. Tidak ada kualitas yang lepas dari kualitas
sebelumnya; begitupun dalam pernikahan, bukan lamanya pacaran yang jadi
patokan, tapi kualitas sebelum pernikahan itu sendiri. Pertengkaran dalam pernikahan terjadi selalu karena adanya salah
pilih. Bisa terjadi karena salah orang, atau bisa terjadi karena salah
cara untuk mencintainya. Yang sering terjadi adalah salah cara; karena sebaik-baiknya kekasih
akan berubah menjadi seburuk-buruknya musuh, kalau cara mencintainya
salah. Dan sebaliknya seburuk-buruknya musuh kalau dicintai, akan
menjadi sebaik-baiknya sahabat, atau bahkan pasangan hidup.
Orang yang tidak pernah menikah, tidak punya kewenangan logis
untuk menasihatkan kebaikan pernikahan, kecuali dia ahli teori
pernikahan.
Maka apabila anda membutuhkan penasihat, tanyalah kepada yang
berpengalaman. Untuk itu penasihat itu diberikan ketentuan hukum: kalau
anda menasihatkan yang belum pernah anda alami, anda akan dibuat
mengalami, supaya anda hanya menasihatkan yang sudah anda alami.
Orang yang pernikahannya tidak pernah ada masalah, itu tidak
kelihatan ada masalah. Tidak mungkin ada pernikahan yang tidak ada
masalah. Sehingga orang yang pernikahannya tidak ada masalah, itu hanya
tidak kelihatan ada masalah.
Orang yang pernikahannya kelihatan tidak ada masalah, berarti dia
pandai menyikapi masalahnya. Dan orang seperti ini patut dimintai
nasihat.
Dalam meminta nasihat, kita tidak menilai siapa yang menasihati. Tetapi kita mengambil yang dikatakan / yang diteladankan bagi kehidupan kita.
Pria yang paling dicintai wanita adalah pria yang
meminta maaf walaupun
ia tidak salah. Karena tujuan kita menikah, bukan untuk membuktikan
siapa yang benar dan salah, tetapi kita ingin membuktikan dihadapan
Tuhan, bahwa 2 mahluk yang sangat berbeda ini, bisa membangun
kebersamaan untuk memuliakan pernikahan. Matinya daya tarik dalam masa pacaran, itu tanda yang sangat buruk;
karena dalam masa pacaran saja sudah mati daya tariknya, apalagi nanti
setelah menikah. Dalam masa pacaran, seharusnya segala sesuatu itu paling; paling
indah, paling cantik, paling ganteng, paling memukau, paling ngangenin
dll.
Bukan kurangnya cinta yang membuat sebuah kebersamaan tidak bahagia, tetapi kurangnya persahabatan.
Persahabatan itu untuk menemukan kebahagiaan karena bersama-sama.
Kalau orang menjadi damai dan bahagia karena bersama-sama, ini namanya sahabat. Jadi… kalau suami- istri yang hidup bersama tetapi tidak damai, itu bukan sahabat, dan sudah pasti bukan pernikahan yang baik. Maka pertanyaannya… untuk apa menikah, kalau menua bersama-sama tetapi tidak bersahabat?
Karena tujuan pernikahan itu adalah bersama-sama sebagai sahabat
sampai tua, sehingga kita memiliki keturunan yang lucu-lucu dengan
kebanggaan dan kemuliaan.
Sebetulnya tidak ada keretakan dalam rumah tangga itu, yang ada hanya ALASAN untuk retak.
Alasan itu terjadi karena perbedaan sifat, perbedaan kesukaan,
perbedaan hobi dll; perbedaan-perbedaan ini kalau dijadikan sebagai
alasan untuk retak, pasti ada keretakan.
Jadi keretakan dalam rumah tangga tidak akan terjadi kalau kita tidak menajdikan apapun sebagai alasan.
Maka selalu peganglah prinsip ini : “Dia lebih penting daripada apapun”
(Maksudnya lebih penting ini, diluar Tuhan), kalau kita sudah
menempatkan pasangan kita lebih penting dari apapun, perbedaan dalam
diri pasangan kita tidak akan menjadi alasan untuk keretakan.
Pengorbanan untuk membahagiakan kekasih kita itu bukan kerugian, tetapi hadiah cinta. Sekecil-kecilnya alasan kalau dijadikan alasan untuk retak, maka akan terjadi keretakan.
Lelaki yang paling dicintai wanita adalah lelaki yang meminta maaf, walaupun tidak melakukan kesalahan.
Sebab utama dari perpisahan adalah karena ingin berpisah.
Maka jika terjadi pertengkaran tanyakan kepada diri anda “Apakah pertengkaran ini ingin berpisah atau ingin lebih dekat?”. Jika jawabannya ingin berpisah, buat apa capek-capek bertengkar dengan orang yang ingin berpisah?. Jika jawabannya ingin lebih dekat, kenapa harus bertengkar?
Hati-hati dengan pasangan anda yang “JAIM” tentang anda didepan umum,
tetapi sangat mesra ketika anda dekat. Sebab paling susah menikah
dengan orang yang tidak terbuka.
Wanita yang cerdik, mengumumkan kepemilikan pasangannya di muka umum
Berselingkuh itu bukan perilaku yang manusiawi, berselingkuh itu
adalah perilaku yang kuat sekali mengikuti perilaku hewan yaitu nafsu.
Sisi kehewanan manusia, kalau kita ikuti, itu menjadikan kita manusia yang tidak baik.
Batasan yang anda yakini menjadi batasan yang nyata.
Orang yang meyakini drinya tidak bisa, akan berperilaku tidak bisa. Maka janganlah terpaku pada batasan.
Banyak orang memberikan batasan, untuk memberitahu dirinya bahwa dia tidak bisa bergerak. Tidak ada
motivasi untuk menjadi lebih kaya kecuali kemiskinan.
Kekecewaan menjadi sebab utama mulai menjelasnya perbedaan / keretakan dan mentenagai pertengkaran. Awal kekecewaan adalah harapan tidak logis pada masa pendekatan. Jarang sekali dalam masa pendekatan itu, orang memperhatikan satu
sama lain. Itu sebabnya pernikahan itu lebih mudah gugur pada usia yang
lebih dewasa, karena mereka lebih matang dan lebih memperhatikan.
Kalau cinta itu penting, maka pentingkanlah orang yang anda cintai.
Kalau kebahagiaan itu penting, bahagiakanlah ornag yang anda cintai.
Kalau anda ingin dikhususkan, khususkanlah dia.
Jangan gunakan banyak tenaga, untuk mengkritik dia, yang belum memenuhi standar kita.
Beritahu harapan anda, tetapi jadikanlah anda lebih pantas dicintai oleh orang yang lebih berkualitas.
Ingat hukumnya “Bahwa wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan sebaliknya.”,
Maka cegahlah pertengkaran yang menuju kedalam perpisahan. Bertengkarlah seramai mungkin, tetapi tujuan pertengkaran anda adalah untuk keharmonisan, untuk lebih sesuai pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi.
Rezeki saja butuh kepantasan, maka ada orang tidak pantas bagi rezeki
besar. Sehingga jika terjadi pertengkaran dalam rumah tangga, akan
memantaskan suami-istri, bagi rezeki yang lebih baik, bagi pangkat yang
lebih tinggi, bagi pengaruh yang lebih luas.
Jadikan cinta kita kepada wanita atau pria itu….Sebagai penyatu keindahan dalam pernikahan kita..
…Supaya Tuhan mengizinkan dilahirkannya anak-anak yang baik, kemudian cucu-cucu..
…dan yang kemudian menjadi keturunan yang membesarkan kehidupan kita..